Bayangkan di pemerintahan Kalimantan Timur yang memiliki ratusan bahkan ribuan perangkat
komputer yang masing-masing bekerja dalam sistem operasi windows. Ini
artinya pemprov Kaltim harus membeli progam windows untuk setiap
komputernya yang jumlahnya bisa puluhan unit. Dan sialnya harga sebuah
software tidaklah murah (bila tidak ingin dikatakan mahal) dan
dibebankan kepada anggaran pemerintah Kaltim. Bila biaya ini dihitung
untuk keseluruhan instansi pemerintah Kabupaten/kota di seluruh Kaltim maka bisa
dibayangkan betapa besar jumlah biaya yang mesti dibayar oleh
pemda untuk menyediakan software yang digunakan untuk setiap
komputernya.
Penyediaan suatu software dengan harga yang besar untuk komputer di
tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit seperti sekarang ini menjadi
sesuatu yang sangat tidak bijaksana dan tidak menunjukkan adanya sense
of crisis. Padahal biaya tadi bisa digunakan untuk keperluan lain yang
lebih strategis dan menempati prioritas yang lebih tinggi, misalnya
untuk pendidikan dan kesehatan.
Demikian juga di instansi-instansi lainnya semisal sebuah universitas
yang memiliki lab komputer, lab internet dan fasilitas lain yang
menggunakan komputer sebagai pendukungnya (seperti perpustakaan,
pelayanan administrasi, keuangan dan sebagainya) yang semua komputernya
bekerja dalam suatu platform software komersial tertentu yang
membutuhkan biaya untuk lisensi menginstallnya. Bukankah ini merupakan suatu
yang sangat tidak efisien apabila untuk setiap komputer tersebut harus
membeli software komersial.
Praktek yang tidak efisien juga dapat terjadi di suatu perusahaan yang
banyak menggunakan komputer dalam membantu menjalankan bisnisnya.
Apabila perusahaan harus menyediakan software bagi puluhan atau bahkan
ratusan komputernya dengan jalan membeli software komersial. Tentu saja
hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bagi suatu perusahaan
yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar perlu pertimbangan yang tepat tentang bagaimana mendapatkan software murah sekaligus baik
performanya.
Di sisi lain apabila penyediaan software tidak dengan prosedur yang
resmi atau dengan cara membeli mengingat harganya yang mahal maka kita
akan terjebak kepada praktek yang tidak sah misalnya dengan jalan
"Pak Tani peMBAJAKan Sawah" alias mengkopi atau menginstal software tersebut tanpa ijin. Ini juga bukan
solusi dan bahkan justru akan sangat merugikan.
Jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasi dilema tersebut adalah dengan
memanfaatkan free and open source software (FOSS) dan sebagai platform
bagi komputer. Open source software maupun free software (misalnya
Linux) sangat mudah didapatkan yaitu dengan mendownloadnya melalui
internet dan tidak perlu membayar untuk mendapatkan ijin atas hak
ciptanya. Bisa kita bayangkan berapa rupiah biaya yang bisa kita hemat
apabila kita menggunakan free software ini. Tentu saja tetap akan
membutuhkan biaya yaitu untuk memberikan pelatihan penggunaan software
tersebut, tetapi tetap saja biaya ini jauh lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya membeli software komersial yang juga masih
membutuhkan pelatihan.
Jadi, dengan memanfaatkan pola open source dan free software di Kalimantan Timur baik pemerintah maupun swasta dapat melakukan penghematan
biaya sekaligus menghindari praktek ilegal berupa pemakaian secara
tidak sah (baca: pembajakan) atas suatu software komersial tertentu.
Penghematan ini juga merupakan tindakan yang sangat bijaksana mengingat
kondisi bangsa Indonesia yang masih berada dalam krisis ekonomi. Kaltim
Kaltim Bangkit 2013 - Bangkitkan Pemberdayaan FOSS di Kalimantan Timur
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !